Background

Puisi Kelam

Terdiam dalam gelap seperti malam lalu
tumpukan kertas kelam menumpuk
batang berkuas bergoyang seiring anggukan kepalaku
kau menulis apa, tanyamu
lalu
ku mendongak menatap matamu dengan sorot kosong
lalu ku tersenyum
dengan senyuman kering
sekering ranting pohon yang meranggas
puisi, katamu
lalu ku menulis lagi
kenapa diatas kertas kelam, tanyamu
ku mendongak sambil menarik nafas berat
karena ini puisi kelam, jawabku

sekelam asaku padamu, yang perlahan mati
sekelam cintaku padamu yang hampir busuk
sekelam malam malam penantianku terhadapmu
sekelam waktuku yang lelah membuatmu mengerti
mengerti bahwa segala hal tidak seperti pikirmu

aku tidak mengerti,ucapmu
ku menatapmu dengan bola mataku yang entah sejak kapan menjadi kelabu
karena kau tidak pernah berusaha untuk mengerti, kataku sini
karena kau menjadi rumit dan tinggi hati
untuk sekedar menaburkan kata dalam nafasku
puisi kelam ini, tentang aku, tanyamu
ya, desisku

kau menjadi sedemikian kelam dalam hidupku
hingga segalanya muram dan tak terbaca
maafkan aku, katamu penuh sesal
ku menggeleng
terlambat, puisi ini hampir usai
kau lantas menyeringau
hingga tampak keangkuhanmu
lalu ku baca baris puisi kelam tentangmu
dengan suara purau.

Categories: Share

Leave a Reply